Logistics Indonesia
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, R J Lino mengkritik pembangunan tol trans-Sumatera dan sejumlah proyek kereta api (KA) trans-Kalimantan dan KA trans-Sulawesi.

Pembangunan proyek-proyek tersebut dinilai tidak mengurangi biaya logistik secara signifikan.

"Di Sumatera harusnya bangun tol yang mengarah ke pelabuhan terlebih dahulu, baru ke ruas lainnya," ujar dia seminar bertajuk -Prospek Ekonomi Indonesia 2015 dan Urgensi Pembangunan Infrastruktur- di UOB Plaza, Sudirman, Jakarta, Rabu (28/1).

Sementara itu, proyek KA trans-Kalimantan juga dinilai tak efektif menekan biaya logistik. Apalagi, kota-kota di Pulau Borneo itu mayoritas berada di pinggir sungai-sungai besar. "Karena itu, perlu dibangun waterway dibandingkan kereta api," tutur Lino.

Begitu juga soal KA trans-Sulawesi yang jaraknya tidak terlalu jauh dan hanya menhubungkan beberapa kota. "Kalau kembangkan pelabuhan bisa jangkau seluruh wilayah Sulawesi," tutur dia.

Sementara Pemimpin Redaksi Majalah Investor, Primus Dorimulu menyatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini akan membaik. Mengutip hasil World Economic Forum, Primus menyampaikan, ASEAN dan Amerika Serikat (AS) akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia. "Jadi meski yang lain slow down, ASEAN dan AS diharapkan jadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia," paparnya.

Sementara dari dalam negeri, menurut Primus, ada secercah harapan. Dana untuk pembangunan bertambah dua sampai tiga kali lipat yang berasal dari penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM), dan efisiensi belanja kementerian. "Dengan itu, diharapkan infrastruktur dapat dibangun maksimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Primus.