Industri logistik dalam negeri tengah
membidik pertumbuhan maksimal sebesar 10% menjadi Rp 1.760 triliun pada
tahun 2015 ini. Pebisnis logistik berharap program percepatan
pembangunan infrastruktur pemerintah berjalan mulus sehingga pertumbuhan
industri logistik bisa lebih pesat.
Pada tahun 2014 lalu, omzet dari
industri logistik diperkirakan tumbuh sebesar 7-8% menjadi Rp 1.600
triliun. Jumlah itu masih di bawah target pertumbuhan yang dipatok
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) sebesar 14% atau
sebesar Rp 1.816 triliun.
Sementara itu disisi lain pertumbuhan
omzet dari industri logistik tergerus oleh pelemahan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS sehingga membuat arus impor berkurang. Begitu pula
dengan pengiriman barang domestik yang juga turut menurun menyusul
anjloknya penjualan sejumlah produk manufaktur.
Hal ini dipicu oleh kenaikan harga jual
yang terpaksa dilakukan produsen seiring naiknya biaya produksi. Pemicu
kenaikan harga jual itu diantaranya dikarenakan kenaikan upah minimum
provinsi (UMP), listrik, dan inflasi.
Wakil Ketua Umum Bidang Logistik Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Carmelita Hartoto menyatakan bahwa
pelemahan nilai tukar rupiah membuat layanan logistik barang impor
menurun karena menjadi lebih mahal, sedangkan layanan logistik domestik
tidak terganggu karena menggunakan rupiah.
Pelemahan rupiah juga dinilai menekan
kinerja keuangan perusahaan logistik, karena tarif yang menggunakan mata
uang rupiah sedangkan biaya operasional menggunakan dolar AS. Kadin
sendiri akan melihat sejauh mana pemerintah dapat merealisasikan rencana
proyek infrastruktur, termasuk pengalihan subsidi BBM kapal ke sektor
produksi seperti infrastruktur logistik.
Selanjutnya Carmelita mengungkapkan
bahwa pertumbuhan industri logistik pada tahun 2015 ini tidak bisa
terlalu tinggi didorong dengan kondisi industri nasional yang melemah.
Diharapkan dengan beroperasinya Pelabuhan Teluk Lamong dan modernisasi
sejumlah pelabuhan dapat mendorong pertumbuhan sektor logistik ke arah
yang lebih baik.
Terkait dengan pertumbuhan industri
logistik nasional, Ketua ALFI Yukki Nugrahawan memperkirakan pertumbuhan
industri logistik belum terlihat pada kuartal I tahun 2015 ini. Bisnis
diperkirakan baru mulai bergerak setelah tekanan inflasi mereda.
Oleh karena itu ALFI berharap pemerintah
dapat mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar agar tidak bergejolak,
serta menjaga suku bunga tidak terlalu tinggi. Pengusaha juga berharap
pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 6%, sehingga dapat mengakselerasi
pertumbuhan industri logistik nasional.
Di sisi lain biaya logistik tahun ini
diperkirakan naik sekitar 5-10%. Usulan Kadin sebelumnya yang menilai
sudah saatnya memindahkan sistem transportasi darat ke laut dinilai bisa
menjadi sebuah solusi untuk dapat meningkatkan kinerja industri
logistik.
Pada saat ini sebanyak 85% angkutan
barang di Indonesia menggunakan sistem transportasi darat, sedangkan
transportasi laut hanya sekitar 7,5%, kereta api 1%, dan sisanya
trasportasi udara. Kondisi tersebut membuat biaya logistik di Indonesia
menjadi mahal karena keterbatasan sistem transportasi darat, serta
kondisi infrastruktur transportasi darat yang semakin bertambah parah
dan mengkhawatirkan.