Berita & Artikel
Industri Logistik Menargetkan Pertumbuhan 10 Persen di Tahun 2015
09/01/2015 13:22:56
Industri logistik dalam negeri tengah membidik pertumbuhan maksimal sebesar 10% menjadi Rp 1.760 triliun pada tahun 2015 ini. Pebisnis logistik berharap program percepatan pembangunan infrastruktur pemerintah berjalan mulus sehingga pertumbuhan industri logistik bisa lebih pesat.

Pada tahun 2014 lalu, omzet dari industri logistik diperkirakan tumbuh sebesar 7-8% menjadi Rp 1.600 triliun. Jumlah itu masih di bawah target pertumbuhan yang dipatok Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) sebesar 14% atau sebesar Rp 1.816 triliun.

Sementara itu disisi lain pertumbuhan omzet dari industri logistik tergerus oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga membuat arus impor berkurang. Begitu pula dengan pengiriman barang domestik yang juga turut menurun menyusul anjloknya penjualan sejumlah produk manufaktur.

Hal ini dipicu oleh kenaikan harga jual yang terpaksa dilakukan produsen seiring naiknya biaya produksi. Pemicu kenaikan harga jual itu diantaranya dikarenakan kenaikan upah minimum provinsi (UMP), listrik, dan inflasi.

Wakil Ketua Umum Bidang Logistik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Carmelita Hartoto menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah membuat layanan logistik barang impor menurun karena menjadi lebih mahal, sedangkan layanan logistik domestik tidak terganggu karena menggunakan rupiah.

Pelemahan rupiah juga dinilai menekan kinerja keuangan perusahaan logistik, karena tarif yang menggunakan mata uang rupiah sedangkan biaya operasional menggunakan dolar AS. Kadin sendiri akan melihat sejauh mana pemerintah dapat merealisasikan rencana proyek infrastruktur, termasuk pengalihan subsidi BBM kapal ke sektor produksi seperti infrastruktur logistik.

Selanjutnya Carmelita mengungkapkan bahwa pertumbuhan industri logistik pada tahun 2015 ini tidak bisa terlalu tinggi didorong dengan kondisi industri nasional yang melemah. Diharapkan dengan beroperasinya Pelabuhan Teluk Lamong dan modernisasi sejumlah pelabuhan dapat mendorong pertumbuhan sektor logistik ke arah yang lebih baik.

Terkait dengan pertumbuhan industri logistik nasional, Ketua ALFI Yukki Nugrahawan memperkirakan pertumbuhan industri logistik belum terlihat pada kuartal I tahun 2015 ini. Bisnis diperkirakan baru mulai bergerak setelah tekanan inflasi mereda.

Oleh karena itu ALFI berharap pemerintah dapat mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar agar tidak bergejolak, serta menjaga suku bunga tidak terlalu tinggi. Pengusaha juga berharap pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 6%, sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan industri logistik nasional.

Di sisi lain biaya logistik tahun ini diperkirakan naik sekitar 5-10%. Usulan Kadin sebelumnya yang menilai sudah saatnya memindahkan sistem transportasi darat ke laut dinilai bisa menjadi sebuah solusi untuk dapat meningkatkan kinerja industri logistik.

Pada saat ini sebanyak 85% angkutan barang di Indonesia menggunakan sistem transportasi darat, sedangkan transportasi laut hanya sekitar 7,5%, kereta api 1%, dan sisanya trasportasi udara. Kondisi tersebut membuat biaya logistik di Indonesia menjadi mahal karena keterbatasan sistem transportasi darat, serta kondisi infrastruktur transportasi darat yang semakin bertambah parah dan mengkhawatirkan.