Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit
mengatakan penggunaan kereta api sebagai sarana pengiriman logistik
mampu meningkatkan keuntungan sekitar 2-3 persen.
"Logistik darat 70 persennya masih menggunakan truk atau kendaraan
berat. Jika 20 persennya bisa dipindah ke kereta bisa lebih untung 2-3
persen," ujar Danang di Jakarta, Minggu (18/1).
Keuntungan tersebut didapatkan berkat keunggulan kereta api yang
mampu membawa kargo dalam jumlah besar namun lebih cepat, hingga efisien
dalam distribusi.
Selain itu, dengan menambah alokasi logistik melalui kereta api juga
berdampak pada berkurangnya beban jalan raya yang kerap dilalui
kendaraan berat.
"Kereta lebih menguntungkan. Pemerintah juga bisa menghemat
pengeluaran perawatan atau perbaikan infrastruktur jalan," kata Danang
yang juga dosen Jurusan Teknik Sipil UGM Yogyakarta itu.
Sependapat dengan hal tersebut, pemerintah juga berencana
mendistribusikan bahan kebutuhan pokok menggunakan kereta api agar bisa
memangkas biaya logsitik.
"Saya dengan Menteri Perhubungan akan membahas logistik, bagaimana
memanfaatkan jalur kereta api agar lebih cepat dan memotong biaya
distribusi," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Jakarta.
Menurut Rachmat pemerintah akan membahas rencana tersebut dan menyiapkan fasilitas-fasilitas pendukungnya dengan pihak terkait.
Dia menambahkan biaya logistik Indonesia sudah sangat tinggi, yaitu
mencapai kisaran 25-30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Biaya logistik Indonesia merupakan salah satu yang termahal di
kawasan ASEAN, dengan menduduki peringkat ke-53 pada Logistics
Performance Index tahun 2014.