Kendati Kementerian Perhubungan mewajibkan pihak Regulated Agent
untuk mengetatkan pemeriksaan kargo dan pos sebelum dimasukkan ke
lambung pesawat, masih saja ditemukan barang berbahaya yang turut
terbawa dalam penerbangan.
Regulated Agent adalah badan hukum
indonesia yang melakukan kegiatan usaha dengan badan usaha angkutan
udara yang memperoleh izin dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan untuk melaksanakan pemeriksaan keamanan terhadap
kargo dan pos.
Informasi terakhir, Direktorat
Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menemukan cairan
berbahaya yang turut terbawa dalam penerbangan Citilink QG 834 rute
Jakarta – Medan, 16 September 2014.
Pesawat tersebut
terpaksa kembali ke bandara keberangkatan Soekarno-Hatta, Cengkareng,
atau return to base (RTB) karena cairan berbahaya tersebut mengalami
reaksi kimia sehingga mengepulkan asap yang terdeteksi sensor pesawat.
Direktur
Keamanan Penerbangan Yusfandri Gona menginformasikan temuan tersebut,
Senin (22/9/2014). Menurutnya, cairan tersebut milik salah seorang
penumpang yang turut serta dalam penerbangan itu.
“Karena barang
bawaannya melebihi kuota 15 kg, dia membayar sekian ratus ribu rupiah
agar barang bawaannya masuk ke bagasi pesawat,” paparnya.
Yusfandri
menduga saat pesawat tinggal landas, dan sudah mencapai ketinggian
jelajah, karena perbedaan tekanan udara, cairan yang jenisnya masih
diteliti tersebut mengalami perubahan reaksi sehingga mengeluarkan asap
dan terdeteksi sensor pesawat.
“Karena tidak ingin mengambil risiko, pilot kemudian memutuskan kembali ke base,” jelasnya.
Menurutnya,
berdasarkan hasil penyelidikan, saat kargo tersebut dipindai oleh mesin
x-ray, tidak terdeteksi bahwa kargo tersebut berisi cairan berbahaya.
Mesin tersebut, lanjutnya, hanya bereaksi ketika ada kargo lain yang
terdeteksi mengandung logam.
“Tapi setelah dicek oleh petugas RA
ternyata barang logam tersebut adalah cincin. Sedangkan yang cairan ini
tidak terdeteksi mesin,” paparnya.
Dia melanjutkan cairan tersebut
kini tengah diuji di laboratorium untuk mengetahui jenis senyawa kimia
yang terkandung di dalamnya. Pihaknya masih mencari tahu apakah
sebelumnya cairan tersebut sudah pernah terbawa dalam penerbangan lain.
Manajer
Humas Benny Butarbutar mengaku belum mengetahui hasil temuan tersebut.
Dia mengaku bakal melakukan konfirmasi kepada Kemenhub terlebih dahulu
terkait informasi itu.