Lion Group melalui anak usahanya, PT Angkasa Transportindo Selaras
(ATS), berencana mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta
Timur, yang saat ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II. Lion Group bahkan
telah menyiapkan dana pengembangan sebesar Rp 5 triliun.
Menanggapi rencana tersebut, Direktur Utama (Dirut) PT Citilink
Indonesia Arif Wibowo akan menyerahkan sepenuhnya pertimbangan mengenai
rencana Lions itu kepada pemerintah dan TNI Angkatan Udara. Hal ini,
menurut Arif, sudah menyangkut kepentingan dan pertahanan nasional.
“Tidak ada komentar secara spesifik karena saya tidak tahu detailnya.
Yang jelas TNI AU jadi penguasa di Halim. Sudah ada amanat
undang-undang bahwa swasta boleh tapi ini kan military airport based
jadi ini hak TNI, ” kata Arif yang juga menjabat sebagai Ketua Umum
Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) itu,
sebagaimana dilansir indo-avation.com.
Menurut Arif, Lion Group tidak akan bisa dengan mudah mengambil alih
pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma dan PT Angkasa Pura II. “Kita
percayakan ke pemerintah dan TNI AU, karena kita yakin mereka tahu
persis apa yang jadi prioritas,” katanya.
Arif mengatakan, Citilink Indonesia sudah hampir selama satu tahun
ini mengoperasikan penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma
dan sudah melayani banyak penumpang ke berbagai destinasi di Indonesia.
“Citilink atas perintah dan kebijakan negara, beroperasi di Halim, kan
pemerintah memberikan jalan keluar. Beberapa maskapai, mereka kan tidak
sanggup,” ungkapnya.
Menurut Arif, awalnya Citilink tidak mendapatkan prioritas untuk
mengoperasikan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun,
kenyataannya justru maskapai penerbangan ini yang paling siap melayani
penerbangan dari bandara tersebut. “Semua tidak sanggup, Citilink urutan
terbawah tapi ternyata waktu Kementerian Perhubungan menawarkan ke
semua maskapai. Citilink lagi yang sanggup, dalam waktu seminggu kita
siap dan beroperasi,” katanya menambahkan.