Jika Anda belum tahu, pada tahun 2015 mendatang, Indonesia bersama dengan kesembilan negara ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Namun apa itu MEA atau AEC?
Menurut Staf Direktorat Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan,
Astari Wirastuti, saat ini Indonesia tengah berada pada arus perdagangan
global. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar para pelaku UKM bersiap dan
berani bersaing dengan produk dari negara lain. Menurutnya, menutup diri
dari dunia yang dinamis bukanlah pilihan terbaik.
Sebelum itu, ada baiknya kita mengetahui apa yang bisa dilakukan para pelaku UKM dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini?
- Prosedur Bea Cukai Lebih Sederhana
Menurut Tari, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan memiliki sistem yang
dapat memantau pergerakan barang dalam perjalanannya ke negara-negara
ASEAN. Tidak hanya itu, izin barang ekspor pun akan lebih cepat. Ini
akan menghemat waktu dan biaya ekspor.
- Adanya Sistem Self-Certification
Ini adalah sistem yang memungkinkan pengekspor menyatakan keaslian
produk mereka sendiri dan menikmati tarif preferensial di bawah skema
ASEAN-FTA (Free Trade Area). Tanggung jawab utama dari
sertifikasi asal dilakukan oleh perusahaan yang ikut berpartisipasi
dengan menyertakan faktur komersial dokumen seperti tagihan, delivery order, atau packaging list.
Fungsinya adalah memudahkan pebisnis dalam melakukan ekspansi ke negara-negara anggota ASEAN lainnya.
- Harmonisasi Standar Produk
Meski masih belum ditetapkan seperti apa standar dari masing-masing
jenis produk, namun ASEAN akan memberlakukan sistem yang meminta
masing-masing industri agar sesuai dengan standar kualitas mereka.
Hingga saat ini, terdapat 7 jenis produk yang menjadi prioritas mereka.
- Produk karet
- Obat tradisional
- Kosmetik
- Pariwisata
- Sayur dan buah segar
- Udang dan budidaya perikanan
- Ternak
Selain ketiga hal di atas, Tari juga menjelaskan bahwa ia dan pemerintah akan mendukung program globalisasi UKM, seperti:
- Mencari pasar baru di luar negeri
- Promosi ekspor
- Delegasi promosi perdagangan
- Mendorong spesialisasi dalam memperluas pasar luar negeri
- Mendukung pencapaian standar internasional
- Mendukung pengembangan global brand
- Memberi bantuan kepada UKM yang memiliki prospek baik untuk mengekspor produknya
“PR kita sekarang adalah mengubah image bahwa barang luar lebih bagus dari barang lokal,” papar Tari.
Ya, masih banyaknya anggapan tentang merek luar lebih berkualitas
ketimbang produk lokal akan mempersulit pelaku UKM, padahal tidak
sepenuhnya begitu.
Untuk itu, tiap UKM harus memperbaiki kualitas produknya agar semua
konsumen bisa bangga dengan kualitasnya. Pemerintah juga dirasa perlu
untuk terus mengedukasi masyarakat agar cinta terhadap produk lokal, dan
masyarakat juga perlu menghilangkan persepsi yang kerap menilai buruk
merek lokal.