PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menambah jumlah lokomotif jarak
jauh. Menurut rencana, perusahaan operator kereta api itu akan
mendatangkan 50 lokomotif baru buatan Jerman pada tahun depan.
Lokomotif-lokomotif tambahan itu akan digunakan untuk mengatasi jumlah
penumpang yang setiap tahunnya mengalami kenaikan.
Rencana itu disampaikan oleh VP Head Of Corporate Communication PT
KAI, Makmur Syaheran pada hari Selasa (16/9). Menurut Makmur, 50
lokomotif itu sudah dipesan sejak pertengahan tahun ini di Jerman.
“Lokomotif itu akan datang secara bertahap dari bulan September 2015
sampai tahun 2016,” jelasnya seperti dilansir jppn.com
Menurut Makmur, 50 unit lokomotif jenis CC 206 itu akan dikirim
secara bertahap sebanyak empat tahap. Tahap pertama jumlahnya 15 unit
lokomotif, diperkirakan akan tiba pada tanggal 30 September 2015. Untuk
tahap dua totalnya sama yakni 15 unit dan akan sampai tanggal 29 Oktober
2015. Selanjutnya tahap tiga sembilan unit lokomotif akan dikirim pada
tanggal 30 November 2015. Dan yang terakhir, kata dia, 11 unit akan
dikirim pada tanggal 30 September 2016.
Satu unit lokomotif buatan Jerman itu harganya mencapai 2,5-3 juta US
dollar atau Rp 35,5 miliar. Sehingga jika 50 unit yang dipesan totalnya
mencapai Rp 1,7 Triliun.
Pria yang pernah menjabat sebagai Corporate Secretary PT KAI Commuter
Jabodetabek itu menjelaskan bahwa lokomotif tersebut rencananya akan
digunakan untuk melayani kereta api di Jawa dan Sumatera Selatan.
Lokomotiv tahap I sampai III digunakan di pulau Jawa. Sedangkan tahap IV
khusus Sumatera Selatan.
Menurut Makmur, penambahan jumlah lokomotif itu bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan penumpang kereta api di pulau Jawa dan Sumatera
Selatan. Pasalnya setiap tahun jumlah penumpang moda transportasi itu
terus mengalami kenaikan. Dia mencontohkan pada saat momen lebaran tahun
ini. Penumpang kereta api naik hingga 11,71 persen dari tahun 2013.
Tahun 2013 jumlah penumpang mencapai 3.336.098, sedangkan tahun ini
menjadi 3.726.804 penumpang. “Selain itu juga untuk mengganti lokomotif
yang sudah rusak,” paparnya.
Selain memenuhi kebutuhan pertumbuhan penumpang, penambahan lokomotif
itu juga berfungsi untuk mencukupi angkutan barang. Menurut Makmur, per
tahunnya angkutan barang juga mengalami kenaikan. “Tahun ini angkutan
barang mencapai 25 juta ons,” tuturnya.
Untuk angkutan barang, sebenarnya tahun ini PT KAI juga telah
mendatangkan 100 unit lokomotif baru serta 1200 unit gerbong angkutan
barang dari Amerika Serikat. Makmur berharap para pengusaha nantinya mau
mengirim barang-barang mereka dengan menggunakan kereta api. Sebab,
kapasitas angkut kereta api lebih besar daripada truk. Kapasitas angkut
kereta mencapai 42 ton tiap satu gerbong, sedangkan truk batas
maksimalnya hanya 10 Ton. “Dengan menggunakan kereta api bisa mengurangi
kemacetan di jalan,” jelasnya.
Secara terpisah, Direktur Lalu-Lintas dan Angkutan Kereta Api
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Hanggoro Budi Wiryawan, menjelaskan
bahwa anggaran pembelian lokomotif kereta api itu tidak menggunakan uang
negara. Semuanya dibeli dengan menggunakan uang PT KAI. “Kabarnya
mereka kredit dari US Export-Import Bank dengan syarat lokomotif itu
digunakan untuk angkutan barang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Hanggoro mengatakan setelah sampai, lokomotif itu tidak
akan langsung digunakan. Namun Kemenhub akan memeriksa kelaikan
terlebih dahulu 50 unit lokomotif itu. “Setelah semuanya lengkap,
kemenhub akan mengeluarkan sertifikasi laik pakai,” terangnya.