Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, Indonesia
memiliki banyak kekurangan fasilitas infrastruktur. Kondisi tersebut
pada akhirnya membuat sangat mempersulit Indonesia mendorong tumbuhnya
investasi yang ada di dalam negeri.
“Arah pemerintah untuk menggenjot infrastruktur, karena kita lemah di
infrastruktur, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan investasi,” ujar
Ketua Dewan Pertimbangan Apindo, Sofyan Wanandi, ketika ditemui dalam
acara Indonesia Economic & Market Outlook 2015: Time to Take Off, di
Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Pasokan listrik yang sangat minim dan biaya logistik yang mahal, kata
Sofyan, membuat investor cenderung menahan investasi dalam negeri.
Kondisi seperti itu pada akhirnya membuat iklim investasi di dalam
negeri akan terganggu.
Dia juga mengakui jika pembangunan infrastruktur tidak secepat yang
dibayangkan. Butuh waktu dua sampai tiga tahun sebelum hasil pembangunan
itu bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Agar pembangunan
infrastruktur cepat terlaksana, lanjut Sofyan, pemerintah akan
menggandeng daerah untuk membenahi masalah tanah dan tata ruang. “Untuk
pelaksaanaan, kita ajak daerah-daerah untuk membantu, masalah tanah dan
tata ruang ditingkat pelaksanaan, kebijakan untuk membangun
infrastruktur harus-harus betul,” ungkap dia, sebagaimana dilansir
metrotvnews.com.
Jika infrastruktur sudah dibangun, kata dia, maka bisa mendorong
produksi dan menjadi lokomotif pembangunan. “Dulu swasta yang menjadi
lokomotif pembangunan, sekarang harus pemerintah. Kalau pemerintah sudah
duluan, swasta nanti ikut juga,” tutup Sofyan.